Selasa, 20 Juli 2010

Distribusi Status Gizi untuk setiap indeks (BB/U, TB/U dan BB/TB) Menggunakan Baku Rujukan WHO-2005 maupun WHO-NCHS

Telah dilakukan analisis data untuk pengelompokkan Status Gizi sesuai batas ambang yang sesuai (SK Menkes 920/Menkes/VIII/2002) untuk setiap indeks (BB/TB, TB/U dan BB/U), baik menggunakan Baku Rujukan WHO-NCHS maupun WHO 2005.
Langkah-langkah dari analisis data tersebut antara lain :
1. Buka File ini dengan SPSS, Kemudian Save As Ke Format .Dbase IV.
2. Olah status Gizi (ZScore) dengan WHO-Anthro 2005.
Buka WHO-Anthro 2005 --> Nutrisional Survey --> Import from file --> buka file SPSS yang disimpan tadi. Kemudian ganti field-field yang sesuai (cluster: dati2, sex: sex, age: age, weight: weight, height: height) --> OK. Blog kemudian klik icon copy dan pastekan ke Microsoft Excel --> simpan.
3. Kemudian edit data Excel.
Hapus kolom (Team, ID, Household, age day, dan kolom-kolom yang kosong). Tambahkan satu kolom setelah kolom age month --> isi kolm yang baru tersebut dengan menggunakan rumus =INT(klik data pertama pada kolom age month) --> Enter (Sebagai Integer_nya). Lalu simpan.
4. Buka kembali data yang dari Excel dengan SPSS lalu edit variable view dengan cara menghapus tanda underskor (_) pada kolom nama, kemudian Simpan.
5. Kelompokkan (Recode) Status Gizi dengan cara klik Transform --> recode --> into different variable. Masukan (WHZ, HAZ, WAZ, WHZNCHS, HAZNCHS, WAZNCHS) dari kolom sebelah kiri ke kanan, kemudian isi name dan label pada output variable --> klik Old and new Values --> isi recode into different variable sesuai batas ambang yang sesuai (SK Menkes 920/Menkes/VIII/2002) untuk setiap indeks (BB/U, TB/U dan BB/TB) --> continue --> Ok.
Edit values labels pada variable view untuk ke_6 indeks yang sudah direcode sesuai dengan ketentuan pengelompokkan status gizi.
Untuk syntax klik Transform --> recode --> into different variable --> Paste.
6. Edit syntax dengan menambahkan yang dibawah ini sebelum EXECUTE
ADD VALUE LABELS BT2005 1 'SANGAT KURUS' 2 'KURUS' 3 'NORMAL' 4 'GEMUK' . --> UNTUK WHZ2005
ADD VALUE LABELS BTNCHS 1 'SANGAT KURUS' 2 'KURUS' 3 'NORMAL' 4 'GEMUK' . --> UNTUK WHZNCHS
ADD VALUE LABELS TU2005 1 'PENDEK' 2 'NORMAL' . --> UNTUK HAZ2005
ADD VALUE LABELS TUNCHS 1 'PENDEK' 2 'NORMAL' . --> UNTUK HAZNCHS
ADD VALUE LABELS BU2005 1 'GIZI BURUK' 2 'GIZI KURANG' 3 'GIZI BAIK' 4 'GIZI LEBIH' . --> UNTUK WAZ2005
ADD VALUE LABELS BUNCHS 1 'GIZI BURUK' 2 'GIZI KURANG' 3 'GIZI BAIK' 4 'GIZI LEBIH' . --> UNTUK WAZNCHS
Lalu blog semua --> klik Run --> ALL
7. Recode umur ibu (MURBU) dan umur anak (V5) dengan ketentuan sebagai berikut:
Umur ibu : <> 1 --> Value labels: Dewasa Muda
20 – 35 thn --> 2 --> Value labels: Dewasa
> 35 thn --> 3 --> Value labes: Dewasa Tua
Umur anak : <> 1 --> Value labels: Baduta
24 – 36 bln --> Value labels: Batita
> 36 bln --> Value labels: Balita
8. Distribusikan Status Gizi (NCHS dan 2005) ketiga indeks (BB/U, TB/U dan BB/TB) menurut Kabupaten/Kota, Umur Ibu, Umur anak dengan cara meng_klik Analyze --> Descriptive Statistics --> Crosstabs .
9. Pindahkan semua table pada Output ke Microsoft World kemudian bandingkan hasilnya antara WHO-2005 dan WHO-NCHS.

Batas ambang yang sesuai (SK Menkes 920/Menkes/VIII/2002) untuk setiap indeks (BB/U, TB/U dan BB/TB) antara lain :
* Berat Badan menurut Umur (BB/U)
GIZI BURUK : < -3.00 SD GIZI KURANG : ? -3.00 - < -2.00 SD GIZI BAIK : ? -2.00 - ? 2.00 SD GIZI LEBIH : > 2.00 SD
* Tinggi Badan menurut Umur (TB/U)
PENDEK : < -2.00 SD NORMAL : ? -2.00 SD * Berat Badan menurut Tinggi Badan (BB/TB) SANGAT KURUS : < -3.00 SD KURUS : ? -3.00 - < -2.00 SD NORMAL : ? -2.00 - ? 2.00 SD GEMUK : > 2.00 SD

Hasil analisa tersebut dapat dilihat dibawah ini :
I. Distribusi Status Gizi untuk setiap indeks (BB/U, TB/U dan BB/TB) Menggunakan Baku Rujukan WHO-2005 maupun WHO-NCHS menurut Kabupaten/Kota.

Berdasarkan Distribusi Frekuensi Status Gizi berdasarkan Berat Badan menurut Umur menggunakan Baku Rujukan WHO 2005 dan WHO-NCHS menurut Kabupaten/Kota didapatkan perbedaan proporsi (jumlah dan persentase) untuk masing-masing baku rujukan. Walaupun perbedaan itu dalam rentang yang bervariasi (besar dan kecil) namun hampir semua proporsi antara keduanya berbeda untuk masing-masing kategori dalam Kabupaten/kota yang sama. Dapat dilihat pada total masing-masing kategori, jumlahnya berbeda antara menggunakan baku rujukan WHO-2005 DAN WHO-NCHS. Kabupaten/kota dengan prevalensi status gizi tertinggi untuk kategori ‘gizi buruk’ terdapat di daerah Pesisir selatan yaitu sebesar 22 orang (10,1%) hasil WHO-2005 sedangkan hasil WHO-NCHS sebesar 24 orang (9,8%). Untuk prevalensi kategori status ‘gizi kurang’ juga terdapat di daerah Pesisir selatan sebesar 74 orang (10,5%) hasil WHO-2005 sedangkan hasil WHO-NCHS sebesar 101 orang (9,8%). Pada kategori ini terdapat perbedaan yang cukup besar antar jumlah yang dihasilkan oleh WHO-2005 dengan WHO-NCHS. Kemudian untuk prevalensi status gizi tertinggi untuk kategori ‘normal’ terdapat di Kab Solok sebesar 257 orang (7,3%) hasil WHO-2005 sedangkan hasil WHO-NCHS sebesar 240 orang (7,6%). Sedangkan untuk kategori status ‘gizi lebih’ terdapat di Kota solok dan Sawah Lunto sebesar 7 orang (15,6%) hasil WHO-2005 sedangkan hasil WHO-NCHS sebesar 7 orang (15,9%).

Berdasarkan Distribusi Frekuensi Status Gizi berdasarkan Tinggi Badan menurut Umur menggunakan Baku Rujukan WHO 2005 dan WHO-NCHS menurut Kabupaten/Kota didapatkan perbedaan proporsi (jumlah dan persentase) untuk masing-masing baku rujukan. Walaupun perbedaan itu tidak dalam rentang yang besar namun hampir semua proporsi antara keduanya berbeda untuk masing-masing kategori dalam Kabupaten/kota yang sama. Dapat dilihat pada total masing-masing kategori, jumlahnya berbeda antara menggunakan baku rujukan WHO-2005 DAN WHO-NCHS. Kabupaten/kota dengan prevalensi status gizi tertinggi untuk kategori ‘pendek’ terdapat di daerah Kab Solok yaitu sebesar 141 orang (9,4%) hasil WHO-2005 sedangkan hasil WHO-NCHS sebesar 128 orang (10,6%). Untuk prevalensi kategori status gizi ‘normal’ terdapat di daerah Padang sebesar 242 orang (8,1%) hasil WHO-2005 sedangkan hasil WHO-NCHS sebesar 258 orang (7,9%).

Berdasarkan Distribusi Frekuensi Status Gizi berdasarkan Berat Badan menurut Tinggi Badanmenggunakan Baku Rujukan WHO 2005 dan WHO-NCHS menurut Kabupaten/Kota didapatkan perbedaan proporsi (jumlah dan persentase) untuk masing-masing baku rujukan. Walaupun perbedaan itu tidak dalam rentang yang besar namun hampir semua proporsi antara keduanya berbeda untuk masing-masing kategori dalam Kabupaten/kota yang sama. Dapat dilihat pada total masing-masing kategori, jumlahnya berbeda antara menggunakan baku rujukan WHO-2005 DAN WHO-NCHS Kabupaten/kota dengan prevalensi status gizi tertinggi untuk kategori ‘sangat kurang’ terdapat di daerah Padang yaitu sebesar 34 orang (26,4%) hasil WHO-2005 sedangkan hasil WHO-NCHS sebesar 30 orang (29,1%). Untuk prevalensi kategori status gizi ‘kurang’ juga terdapat di daerah Padang sebesar 48 orang (14,6%) hasil WHO-2005 sedangkan hasil WHO-NCHS sebesar 68 orang (16,6%). Pada kategori ini terdapat perbedaan yang cukup besar antar jumlah yang dihasilkan oleh WHO-2005 dengan WHO-NCHS. Kemudian untuk prevalensi status gizi tertinggi untuk kategori ‘normal’ terdapat di Kab Solok sebesar 279 orang (7,1%) hasil WHO-2005 sedangkan hasil WHO-NCHS sebesar 284 orang (7,3%). Sedangkan untuk kategori status gizi ‘gemuk’ terdapat di Kota solok sebesar 8 orang (8,4%) hasil WHO-2005 sedangkan hasil WHO-NCHS sebesar 5 orang (8,3%).


II. Distribusi Status Gizi untuk setiap indeks (BB/U, TB/U dan BB/TB) Menggunakan Baku Rujukan WHO-2005 maupun WHO-NCHS menurut Kelompok Umur Ibu

Berdasarkan Distribusi Frekuensi Status Gizi berdasarkan Berat Badan menurut Umur menggunakan Baku Rujukan WHO 2005 dan WHO-NCHS menurut Kelompok Umur Ibu didapatkan perbedaan proporsi (jumlah atau persentase) untuk masing-masing baku rujukan. Walaupun perbedaan itu dalam rentang yang bervariasi (besar dan kecil) namun hampir semua proporsi antara keduanya berbeda untuk masing-masing kategori dalam Kelompok Umur Ibu yang sama. Dapat dilihat pada total masing-masing kategori, jumlahnya berbeda antara menggunakan baku rujukan WHO-2005 DAN WHO-NCHS. Kelompok Umur Ibu dengan prevalensi status gizi tertinggi untuk kategori ‘gizi buruk’ terdapat pada Kelompok Umur Ibu Dewasa yang mempunyai nilai terlalu extrim tinggi yaitu sebesar 165 orang (76,0%) hasil WHO-2005 sedangkan hasil WHO-NCHS sebesar180 orang (73,8%). Untuk prevalensi kategori status ‘gizi kurang’ juga terdapat pada Kelompok Umur Ibu Dewasa yang mempunyai nilai terlalu extrim tinggi sebesar 527 orang (74,6%) hasil WHO-2005 sedangkan hasil WHO-NCHS sebesar 782 orang (75,6%). Pada kategori ini terdapat perbedaan yang cukup besar antar jumlah yang dihasilkan oleh WHO-2005 dengan WHO-NCHS. Kemudian untuk prevalensi status gizi tertinggi untuk kategori ‘normal’ terdapat pada Kelompok Umur Ibu Dewasa yang mempunyai nilai terlalu extrim tinggi sebesar sebesar 2681 orang (76,3%) hasil WHO-2005 sedangkan hasil WHO-NCHS sebesar 2413 orang (76,4%). Sedangkan untuk kategori status ‘gizi lebih’ terdapat Kelompok Umur Ibu Dewasa yang mempunyai nilai terlalu extrim tinggi sebesar sebesar 34 orang (75,6%) hasil WHO-2005 sedangkan hasil WHO-NCHS sebesar32 orang (72,7%).

Berdasarkan Distribusi Frekuensi Status Gizi berdasarkan Tinggi Badan menurut Umur menggunakan Baku Rujukan WHO 2005 dan WHO-NCHS menurut Kelompok Umur Ibu didapatkan perbedaan proporsi (jumlah atau persentase) untuk masing-masing baku rujukan. Walaupun perbedaan itu dalam rentang yang bervariasi (besar dan kecil) namun hampir semua proporsi antara keduanya berbeda untuk masing-masing kategori dalam Kelompok Umur Ibu yang sama. Dapat dilihat pada total masing-masing kategori, jumlahnya berbeda antara menggunakan baku rujukan WHO-2005 DAN WHO-NCHS. Kelompok Umur Ibu dengan prevalensi status gizi tertinggi untuk kategori ‘pendek’ terdapat pada Kelompok Umur Ibu Dewasa yang mempunyai nilai terlalu extrim tinggi yaitu sebesar 1120 orang (75,5%) hasil WHO-2005 sedangkan hasil WHO-NCHS sebesar 909 orang (75,1%). Untuk prevalensi kategori status ‘normal’ juga terdapat pada Kelompok Umur Ibu Dewasa yang mempunyai nilai terlalu extrim tinggi sebesar 2287 orang (76,3%) hasil WHO-2005 sedangkan hasil WHO-NCHS sebesar 2498 orang (76,4%).

Berdasarkan Distribusi Frekuensi Status Gizi berdasarkan Berat Badan menurut Tinggi Badan menggunakan Baku Rujukan WHO 2005 dan WHO-NCHS menurut Kelompok Umur Ibu didapatkan perbedaan proporsi (jumlah dan persentase) untuk masing-masing baku rujukan. Walaupun perbedaan itu tidak dalam rentang yang besar namun hampir semua proporsi antara keduanya berbeda untuk masing-masing kategori dalam Kelompok Umur Ibu yang sama. Dapat dilihat pada total masing-masing kategori, jumlahnya berbeda antara menggunakan baku rujukan WHO-2005 DAN WHO-NCHS. Kelompok Umur Ibu dengan prevalensi status gizi tertinggi untuk kategori ‘sangat kurang’ terdapat pada Kelompok Umur Ibu Dewasa yang mempunyai nilai terlalu extrim tinggi yaitu sebesar 104 orang (%) hasil WHO-2005 sedangkan hasil WHO-NCHS sebesar 83 orang (%). Untuk prevalensi kategori status gizi ‘kurang’,’gizi normal’ dan ‘gizi lebih juga terdapat Kelompok Umur Ibu Dewasa yang mempunyai nilai terlalu extrim tinggi.


III. Distribusi Status Gizi untuk setiap indeks (BB/U, TB/U dan BB/TB) Menggunakan Baku Rujukan WHO-2005 maupun WHO-NCHS menurut Kelompok Umur Anak

Berdasarkan Distribusi Frekuensi Status Gizi berdasarkan Berat Badan menurut Umur menggunakan Baku Rujukan WHO 2005 dan WHO-NCHS menurut Kelompok Umur Anak didapatkan perbedaan proporsi (jumlah dan persentase) untuk masing-masing baku rujukan. Walaupun perbedaan itu dalam rentang yang bervariasi (besar dan kecil) namun hampir semua proporsi antara keduanya berbeda untuk masing-masing kategori dalam Kelompok Umur Anak yang sama. Dapat dilihat pada total masing-masing kategori, jumlahnya berbeda antara menggunakan baku rujukan WHO-2005 DAN WHO-NCHS. Kelompok Umur Anak dengan prevalensi status gizi tertinggi untuk kategori ‘gizi buruk’ terdapat pada Kelompok Umur Anak Baduta yang mempunyai nilai terlalu extrim tinggi yaitu sebesar 98 orang (45,1%) hasil WHO-2005 sedangkan hasil WHO-NCHS sebesar 117 orang (48%). Untuk prevalensi kategori status gizi ‘kurang’,’gizi normal’ dan ‘gizi lebih juga terdapat Kelompok Umur Anak Baduta yang mempunyai nilai extrim tinggi.

Berdasarkan Distribusi Frekuensi Status Gizi berdasarkan Tinggi Badan menurut Umur menggunakan Baku Rujukan WHO 2005 dan WHO-NCHS menurut Kelompok Umur Anak didapatkan perbedaan proporsi (jumlah dan persentase) untuk masing-masing baku rujukan. Walaupun perbedaan itu dalam rentang yang bervariasi (besar dan kecil) namun hampir semua proporsi antara keduanya berbeda untuk masing-masing kategori dalam Kelompok Umur Anak yang sama. Dapat dilihat pada total masing-masing kategori, jumlahnya berbeda antara menggunakan baku rujukan WHO-2005 DAN WHO-NCHS. Kelompok Umur Anak dengan prevalensi status gizi tertinggi untuk kategori ‘pendek’ terdapat pada Kelompok Umur Anak Balita yaitu sebesar 527 orang (35,5%) hasil WHO-2005 sedangkan hasil WHO-NCHS sebesar 462 orang (38,2%). Untuk prevalensi kategori status ‘normal’ juga terdapat pada Kelompok Umur Anak Balita yang mempunyai nilai terlalu extrim tinggi sebesar 1876 orang (62,3%) hasil WHO-2005 sedangkan hasil WHO-NCHS sebesar 1941 orang (59,3%).

Berdasarkan Distribusi Frekuensi Status Gizi berdasarkan Berat Badan menurut Tinggi Badan menggunakan Baku Rujukan WHO 2005 dan WHO-NCHS menurut Kelompok Umur Anak didapatkan perbedaan proporsi (jumlah dan persentase) untuk masing-masing baku rujukan. Walaupun perbedaan itu dalam rentang yang bervariasi (besar dan kecil) namun hampir semua proporsi antara keduanya berbeda untuk masing-masing kategori dalam Kelompok Umur Anak yang sama. Dapat dilihat pada total masing-masing kategori, jumlahnya berbeda antara menggunakan baku rujukan WHO-2005 DAN WHO-NCHS. Kelompok Umur Anak dengan prevalensi status gizi tertinggi untuk kategori ‘sangat kurang’ terdapat pada Kelompok Umur Anak Baduta yang mempunyai nilai terlalu extrim tinggi yaitu sebesar 89 orang (69,0%) hasil WHO-2005 sedangkan hasil WHO-NCHS sebesar 82 orang (82,5%). Untuk prevalensi kategori status gizi ‘kurang’,’gizi normal’ dan ‘gizi lebih juga terdapat Kelompok Umur Anak Baduta yang mempunyai nilai terlalu extrim tinggi.

untuk lebih rinci,klik disini